Akibat kisruh yang terjadi di kepengurusan induk organisasi Indonesia PSSI menimbulkan dualisme kepemimpinan yaitu PSSI versi Djohar Arifin hasil KLB Solo dan juga PSSI KLB Ancol KPSI pimpinan La Nyalla Mattalitti.Kekisruhan ini menyebabkan sepakbola Indonesia semakin terpuruk dan amburadul tanpa ada kepastian yang jelas PSSI siapa yang harus diikuti.
Namun terlepas dari semua kekisruhan yang terjadi,sedikit kabar baik akhirnya muncul setelah pelimpahan pengelolaan Timnas Indonesia kepada Joint Committee, kini kubu La Nyalla Mattalitti legowo mengizinkan pemain Liga Super Indonesia (ISL) memperkuat Timnas.
ISL saat ini berada di bawah naungan PSSI versi KLB Ancol, yang diketuai La Nyalla Mattalitti. Sementara Timnas masih ditangani PSSI versi KLB Solo, yang diketuai Djohar Arifin Husin. Karena konflik kedua kubu tersebut, hingga saat ini La Nyalla tidak mengizinkan pemain ISL memperkuat Timnas.
Ini karena ia berpendapat kubu Djohar sudah tidak punya kewenangan lagi dalam organisasi PSSI, karena sudah lengser lewat KLB Ancol.
AFC kemudian turun tangan dan memprakarsai terbentuknya Joint Committee lewat Nota Kesepahaman (MoU), yang ditandatangani kedua kubu pada 7 Juni 2012. JC bertugas mencari solusi dari kisruh sepak bola nasional yang sudah bergulir dalam hitungan tahun ini.
Hasil rapat kedua JC, Kamis (20/9/12), menurut kubu La Nyalla, menelurkan keputusan bahwa kendali Timnas mulai saat ini berada di tangan JC. La Nyalla menyambut baik keputusan ini.
“Sejak awal, saya ingin Timnas di bawah kendali JC, atau minimal diharmonisasi oleh JC,” ungkap La Nyalla kepada wartawan seperti dikutip dari berita jatim.com.
Ia menilai selama ini kubu PSSI Djohar tak bisa menangani timnas secara profesional. Alih-alih membentuk Timnas yang kuat, La Nyalla menilai mereka hanya memanfaatkannya untuk mengeruk keuntungan. “Karena itu, keputusan rapat JC sudah betul, dan saya mendukung. Karena sejak awal saya menginginkan itu,” ujarnya.
“Ini bukti bahwa spirit MoU dapat dijaga, dan indikator teknis (kualitas) harus menjadi orientasi utama dalam membangun Timnas,” katanya.
Karena itu pula, sekarang La Nyalla tak keberatan jika pemain-pemain ISL memperkuat Timnas. “Kan Timnasnya di bawah JC. Otomatis dipilih dari kualitas. Bukan saja pemain, tapi juga pelatih dan ofisial. Who’s the best… Go head. Walaupun itu pemain dari ISL, silahkan saja,” pungkas La Nyalla.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !